Berikut Penjelasan Sari Roti Terkait Kenaikan Harga
JAKARTA,LyfeBengkulu.com - Pemerintah telah menetapkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal September lalu. Hal ini tentunya berimbas pada harga roti yang diproduksi oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) atau yang sering dikenal dengan produk Sari Roti.
Head Investor and Public Relations, Hadi Susilo mengatakan tantangan kenaikan harga bahan baku telah terjadi semenjak 2021. Sehingga mengakibatkan perseroan melakukan efisiensi kenaikan produktivitas melalui strategi kenaikan harga.
"Kita sudah lakukan (kenaikan harga) pada kuartal pertama 2022 di minimarket bahwa produk kita naik sekitar 10 persen," kata Hadi dalam acara Public Expose pada Kamis (15/09).
Namun, Hadi menambahkan kenaikan harga produk sebanyak 10% tersebut dinilai belum cukup, jika melihat pada margin laba kotor perseroan. Di mana pada semester I-2021 tercatat sebanyak 54,7%, kemudian turun menjadi 51,3% pada semester I-2022 yang diakibatkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku gandum dan inflasi yang terjadi sepanjang 2022 ini.
Hadi menjelaskan, turunya margin laba kotor tersebut mengakibatkan perseroan melanjutkan strategi kenaikan harga. Kenaikan harga pada produk ROTI telah terjadi untuk kedua kalinya pada Agustus 2022 lalu.
Menurut Hadi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kenaikan harga lagi untuk ke depan, mengingat telah terjadinya kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
"Dan memang bila ada kebutuhan tertentu tentu kami akan terus mengkaji strategi kenaikan harga ini," katanya.
- Produk Properti Agung Podomoro Dorong Investasi Properti Cerah
- Wujudkan ZEE, Pemprov Bengkulu Bangun Pelabuhan Perikanan Nasional
- Provinsi Bengkulu Dianugerahi Penghargaan Lumbung Bawang Merah
Sebelumnya, pemerintah telah resmi menaikan harga BBM pada 3 September 2022 lalu. Presiden Joko Widodo mengatakan, keputusan kenaikan harga BBM ini karena ingin mengalihkan subsidi BBM, yang berimbas naiknya tarif BBM.
Pengalihan subsidi BBM ini dilakukan sebab besaran subsidi BBM terus membengkak. Dan penggunaanya tidak tepat sasaran. Dengan pengalihan yang berimbas pada penyesuaian tarif ini, pemerintah berharap, BBM akan menjadi lebih tepat sasaran. (ta)