Provinsi Bengkulu Dianugerahi Penghargaan Lumbung Bawang Merah
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia menganugerahi Provinsi Bengkulu dengan penghargaan sebagai provinsi pengendali harga bawang merah terbaik se-Sumatera.
Predikat sebagai "Lumbung Bawang Merah" diraih Provinsi Bengkulu dalam Penganugerahan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Awards 2022, yang digelar di Ballrom Hotel Shangri La, Surabaya Jawa Timur, Rabu (14/09).
Diraihnya penghargaan sebagai pengendali inflasi daerah terbaik se-Sumatera 2021 ini sebagai bentuk kerja keras dan sinergi Gubernur Bengkulu bersama TPID Bengkulu dan jajaran, termasuk dukungan dari kabupaten-kota se Bengkulu dalam mengendalikan inflasi di Bumi Rafflesia.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengapresiasi atas diraihnya penghargaan ini. Pasalnya di tengah krisis keuangan dan energi yang melanda hampir sebagian besar negara di dunia, Pemprov Bengkulu justru berhasil mengendalikan inflasi yang saat ini berada pada angka 5,6 persen dan berada di bawah angka inflasi nasional.
"Patut kita syukuri karena telah mendapatkan predikat terbaik 2021 yang dievaluasi di tahun 2022. Ini menjadi pemacu semangat kita untuk terus bekerja untuk rakyat dalam menstabilkan harga utamanya kebutuhan pokok," ungkap Gubernur Rohidin.
Gubernur mengatakan prestasi yang sangat membanggakan ini jangan sampai membuat pemerintah lengah untuk terus bekerja mengendalikan inflasi di provinsi Bengkulu. Sehingga harga-harga menjadi tetap stabil dan tingkat kesejahteraan masyarakat bisa terjaga dengan baik.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, per minggu pertama September 2022, ketahanan stok komoditas bawang putih, daging ayam, dan daging sapi, berada dalam level aman di 34 provinsi. Sementara itu, stok komoditas cabai besar dalam kondisi rawan di 17 provinsi dan rentan/tidak aman di 10 provinsi.
"Sedangkan yang masih perlu diwaspadai lagi adalah stok komoditas cabai rawit yang dalam kondisi rawan di 14 provinsi dan rentan/tidak aman di 10 provinsi. Kendati begitu kita berada di level aman," kata Gubernur.
Urgensi menstabilkan harga pangan adalah karena kontribusi makanan terhadap kemiskinan mencapai 74,1%. Implikasinya kenaikan harga bahan pangan akan meningkatkan kemiskinan. Beras merupakan komoditas dengan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan. Kontribusi beras terhadap kemiskinan per Maret 2022 mencapai 23,04% di desa dan 19,38% di kota.
- Terbaru, Harga TBS di Bengkulu Naik Rp200 Perkilogram
- Pemkot Bengkulu Dapat Alokasi 1.654 Kuota PPPK
- BBM Naik, Harga Komoditas Karet di Bengkulu Anjlok
- Pakar : Digitalisasi Distribusi BBM untuk Transparansi
"Secara umum, perkembangan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat sebesar 4,69 % pada Agustus 2022 dengan inflasi pangan bergejolak telah turun menjadi 8,93 %. Dalam kondisi ini kita masih mampu mengendalikan inflasi di bawah nasional. Itu bagus dan saya harap akan terus berkelanjutan sebagai bukti Provinsi Bengkulu mampu mengendalikan inflasi," demikian Rohidin.
Selain Provinsi Bengkulu, penghargaan TPID Provinsi Terbaik 2021 juga diraih Provinsi Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Pemenang TPID dan para nominasi dalam tiga kategori tersebut telah diusulkan untuk mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) pada kategori Kinerja Pengendalian Inflasi Daerah.(mb)