Surplus Gabah, Tapi Ternyata Bengkulu Defisit Beras
BENGKULU, LyfeBengkulu.com- Surplus gabah, namun ternyata Bengkulu mengalami defisit beras yang menjadi salah satu pemicu inflasi daerah. Perlu dibentuk ekosistem atau skema closed loop untuk mengatasi kondisi yang ada.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional RI Arief Prasetyo Adi hadir pada High Level Meeting, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Provinsi Bengkulu yang digelar Jumat (23/06) lalu.
“Harusnya beberapa daerah seperti lebong dan Bengkulu Selatan yang punya produksi padi cukup baik bisa sampai dengan hilirisasinya, jadi ekosistem itu akan dibangun,” ujarnya.
Arief mengatakan Bapanas akan menyiapkan dekon untuk provinsi Bengkulu, apa yang bisa dikerjakan untuk stabilisasi dan ketersediaan pangan di Bengkulu.
- AMSI dan 12 Organisasi Masyarakat Sipil Tanda Tangani Komitmen Pemilu Damai 2024
- Berbagi Inspirasi di K-Pop Ice Universe Bareng Gabriel Prince
- Bus yang Ditumpangi Karateka Kaur Alami Lakalantas di Desa Napalan, Dali: Semua Penumpang Selamat
Pada kesempatan ini dirinya juga mengapresiasi provinsi Bengkulu yang telah 100% menyalurkan Bantuan Pangan dari pemerintah kepada masyarakat yang berhak.
“Catatan saya yang lebih hebat, Bengkulu adalah salah satu dari 3 provinsi yang bantuan pangan telah tersalurkan 100%. Dua provinsi lagi yaitu DKI Jakarta dan Jawa Tengah,” serunya.
Selain itu Arief juga mengapresiasi kerja sama antara pemerintah provinsi Bengkulu dengan Bulog dalam pengadaan beras lokal bagi ASN yang diharapkan mampu menekan laju inflasi daerah.
“ASN di sini sudah mau menggunakan beras Bulog ini juga luar biasa salah satu inovasi dari pak Gubernur,” tutup Arief.
- bank bjb Raih Tiga Penghargaan di Infobank-MRI Banking Service Excellence Recognition 2023
- KBA Desa Pantai Cermin Kanan, Karsa Pembinaan Perempuan Melalui Kerajinan Anyaman Pandan
- Hasil Kerajinan Tangan Mitra Binaan Jamkrindo Diapresiasi Menko Perekonomian Airlangga
Gubernur Rohidin mersyah sepakat upaya peningkatan sektor hilirisasi untuk meningkatkan nilai ekonomi dan peran masyarakat. Yaitu berupa dukungan kepada kelompok usaha tani untuk bisa memenuhi kebutuhan internal Bengkulu harus terus dilakukan.
“Kita mengefektifkan bagaimana menyalurkan KUR sesuai peruntukan sebagimana komitmen kita untuk lebih fokus pada sektor pertanian,” pungkas Rohidin. (bth/mc)