Aleg DPR RI, Dewi Coryati Dorong Wisata Halal

Sabtu, 20 Agustus 2022 16:16 WIB

Penulis:Herlina

Editor:Herlina

WhatsApp Image 2022-08-20 at 11.44.29 AM.jpeg
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Komisi X Dewi Coryati dengan latar kawah Bukit Kaba. (foto : ist/lyfebengkulu.com).

BENGKULU, LyfeBengkulu.com-  Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Komisi X Dewi Coryati mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan segmen wisata halal. Menurutnya, banyaknya destinasi wisata di Provinsi Bengkulu dinilai cocok dalam pengembangan wisata halal.  

"Menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar, tentunya membuat Indonesia memiliki potensi dalam membuat serta meningkatkan destinasi moslem friendly tourism tanah air. Di Bengkulu, ini juga memadai, tinggal lagi fokus pemerintah daerah untuk mulai menggaet wisatawan muslim dan penyediaan layanannya," kat Dewi, Sabtu (20/08).

Dewi mengungkap tujuan utama dibentuknya wisata ramah muslim tentunya adalah untuk meningkatkan daya tarik dan kepuasan turis muslim datang ke Bengkulu. Karena itu peningkatan layanan amenitas, atraksi, hingga aksesibilitas wisatawan muslim harus terus dikembangkan.

"Kita (Bengkulu) festival budaya muslim ada. Seperti Festival Tabut dan berbagai macam seninya seperti Sarafal Anam, Marhaban Buai Anak, sampai Dendang Bengkulu. Untuk destinasinya juga punya seperti Masjid Jamik peninggalan Presiden Soekarno, Berendo Kota Bengkulu, hingga Baitul Izzah, dan masih banyak lagi, tinggal bagaimana kita mengemas juga menyediakan akses layanan tadi," papar Dewi.

Kemudian pada cakupan ekonomi syariah yang di dalamnya ada industri ekonomi kreatif juga dipunyai Bengkulu. Produk kreatif ini adalah batik besurek yang jelas-jelas namanya sudah dikenal dunia internasional.

"Meski begitu masih dibutuhkan ekosistem syariah yang kuat. Ekosistem wisata halal dan ekonomi syariah dapat terwujud apabila ada integrasi dari setiap elemen pendukung," kata Dewi.

Fokus pengembangan ini lanjut Dewi harus mengacu pada kebutuhan masyarakat sehari-hari. Seperti makanan halal, fashion muslim, pertanian, sampai wisata halal merupakan bentuk dari penerapannya.

"Jika sektor-sektor parekraf tersebut dikembangkan dengan baik, maka laju wisatawan juga akan berjalan," sampai Dewi.

Selanjutnya jika wisata ramah muslim berhasil dikembangkan, maka kualitas kunuungan wisata yang berdampak pada perekonomian daerah juga akan semakin baik. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Dengan wisata halal yang berkembang pesat, maka akan berdampak baik bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. 

Saat ini perkembangan wisata ramah muslim telah memasuki fase pasar global. Oleh karena itu, melakukan pengembangan moslem friendly tourism wajib dijalankan, guna mendorong Bengkulu masuk kedalam daftar tujuan wisata ramah muslim dunia seperti yang telah dilakukan Provinsi Tetangga, Sumatera Barat.

"Sekali lagi pengembangan wisata ramah muslim wajib dilakukan di setiap destinasi. Seperti penyediaan kebutuhan dasar mulai dari menyediakan air untuk bersuci, makanan halal, fasilitas ibadah yang memadai, paket wisata halal, hingga mengembangkan pariwisata halal secara lebih luas," demikian Dewi. (mb)