Orang Kaya
Senin, 06 Oktober 2025 11:02 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA - Belakangan ini tampaknya semakin banyak istilah unik yang menjelaskan suatu tren dan fenomena tentang keuangan, salah satunya yaitu money dysmorphia. Seperti yang dilansir dari Huffington Post, money dysmorphia adalah suatu kondisi saat seseorang memiliki pandangan yang tidak realistis atau terdistorsi kondisi keuangannya.
Seseorang yang mengalami money dysmorphia melihat situasi keuangan dengan cara yang berbeda dari kenyataannya. Kondisi ini bisa disebabkan karena berbagai hal, mulai dari trauma finansial di masa lalu, tekanan sosial, krisis ekonomi, hingga pola asuh sejak kecil.
Money dysmorphia mirip dengan suatu kondisi ketika seseorang ingin bisa sejajar dengan orang lain secara sosial. Namun, orang tersebut tidak mampu untuk mengimbangi yang akhirnya justru membuat orang tersebut tidak merasa cukup baik.
Money dysmorphia kerap dialami oleh generasi muda, 43% Gen Z dan 41% milenial mengalaminya, daripada 25% Gen X dan hanya 14% orang berusia 59 tahun ke atas.
Money dysmorphia sering kali membuat seseorang percaya bahwa kondisi finansial mereka saat ini lebih buruk atau lebih baik daripada kenyataan sebenarnya.
Kondisi ini bisa terlihat lewat kebiasaan menabung yang berlebihan karena merasa tertinggal daripada teman sebayanya.
Padahal terlalu fokus menabung juga menimbulkan risiko lain, seperti melewatkan kesempatan untuk berinvestasi dan mengembangkan kekayaan.
Sebaliknya, bisa juga tandanya muncul dalam bentuk belanja atau pengeluaran secara berlebihan karena merasa finansialnya sedang aman, padahal tidak demikian.
Jika Anda mengalami money dysmorphia, Anda mungkin akan merasakan perasaan yang kuat terkait keuangan setiap kali melihat teman Anda meraih pencapaian finansial tertentu.
Perasaan ini bisa seperti sedih, stres, cemas, frustasi, rendah diri, atau justru terlalu percaya diri sehingga menimbulkan kerugian pada keuangan Anda, misalnya seperti belanja secara berlebihan untuk liburan.
Selain itu, ada tanda-tanda umum lainnya orang yang mengalami money dysmorphia, antara lain:
Evaluasi pendapatan, pengeluaran, utang, dan aset Anda secara apa adanya untuk memahami posisi finansial sebenarnya.
Buat target spesifik yang ingin dicapai, misalnya menambah tabungan, melunasi utang, atau mulai berinvestasi.
Rancang langkah-langkah konkret menuju tujuan, termasuk alokasi anggaran dan jadwal evaluasi rutin.
Hindari membandingkan pencapaian keuanganmu dengan orang lain, terutama di media sosial.
Jadwalkan transfer otomatis dari setiap gaji ke rekening tabungan agar lebih konsisten membangun dana.
Sadari bagaimana perasaanmu terhadap uang setiap hari dan hindari pemicu yang membuatmu cemas atau merasa tidak cukup.
Itu tadi penjelasan mengenai money dysmorphia, pertandanya, serta cara mengatasinya.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 06 Okt 2025
Bagikan
finansial
10 hari yang lalu