Harga TBS Pengaruhi Angka Pariwisata di Bengkulu
BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Bengkulu Krisna Gamawan menilai harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu mempengaruhi industri pariwisata di daerah.
Sebab, kata Krisna, ketika harga TBS turun, masyarakat sepi mengunjungi destinasi wisata. Namun, ketika harga TBS naik, banyak masyarakat mengunjungi destinasi wisata di daerah.
"Kalau bicara pengaruh, pasti ada, tentu saja itu berpengaruh," kata Krisna.
Krisna mengatakan, rata-rata masyarakat di Bengkulu banyak berprofesi sebagai petani kelapa sawit. Bahkan beberapa ada yang berprofesi sebagai karyawan sekaligus petani kelapa sawit. Ketika harga TBS naik, mereka juga rutin berwisata, baik berwisata di daerah maupun luar daerah.
"Kalau harga TBS naik, banyak yang berwisata, bahkan pemesanan tiket pesawat untuk liburan juga meningkat," tuturnya.
Meski begitu, kenaikan harga TBS di Bengkulu mencapai 1.765/kilogram pada Agustus ini, menurut Krisna belum begitu berdampak terhadap pelaku industri pariwisata di daerah. Belum berdampaknya hal tersebut disebabkan, kenaikan harga kelapa sawit yang belum begitu maksimal.
"Kita lihat belum ada pengaruh, namun biasanya kalau TBS sudah diatas Rp 2 ribu per kilogram itu ada pengaruhnya biasanya," kata Krisna.
- Backlog Perumahan di Bengkulu Masih Diangka 100 Ribu
- Dewan Usul Cangkang Sawit Jadi Nilai Tambah Kenaikan TBS di Bengkulu
- Fitur Baru YouTube, Super Chat dan Super Sticker
Krisna berharap, pemerintah daerah dapat menjaga harga TBS kelapa sawit tetap tinggi. Sehingga dampaknya juga besar, tidak hanya ke pelaku industri pariwisata, namun juga ke industri lainnya seperti perdagangan besar dan kecil.
"Harga TBS harus dijaga, agar bisa berdampak besar pada banyak sektor usaha di daerah," tutupnya. (mb)