Inflasi Bengkulu Naik 1,22 Persen, Tertinggi Sepanjang 2022

Herlina - Selasa, 04 Oktober 2022 08:14 WIB
undefined

BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Bulan September 2022 Kota Bengkulu mengalami inflasi sebesar 1,22 persen dan berada di peringkat ke 29 dari 90 kota Inflasi di Indonesia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengatakan Bengkulu mengalami inflasi 1,22 persen, yang secara kumulatif sepanjang tahun hingga September sebesar 5,77 persen, dan inflasi tahunan (year on year) tercatat sebesar 6,71 persen.

Inflasi Kota Bengkulu, kata dia, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks harga yang cukup besar pada beberapa kelompok pengeluaran.

"Salah satunya diakibatkan oleh naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang berdampak pada naiknya sejumlah bahan pokok," ujarnya.

Total inflasi yang terjadi di Provinsi Bengkulu sudah mencapai angka 5,57 persen. Menurutnya ini kenaikan dibulan September merupakan kenaikan yang paling tinggi sepanjang tahun.

"Ini merupakan angka yang besar, mudah-mudahan ini bisa terus kita pantau dan upaya-upaya yang terus dilakukan agar gejolak harga bisa terkendali dan ini mencerminkan inflasi yang tinggi bisa menurunkan daya beli masyarakat," ungkap Win.

Berdasarkan perhitungan dari BPS, penyumbang angka inflasi yang tinggi dibulan September akibat dari kenaikan harga BBM diawal bulan September lalu.

"Kejadian ini disumbangkan dari kenaikan harga BBM, yang tidak hanya pada komoditasnya saja. Tapi juga berdampak pada komoditi lain seperti transportasi," terangnya.

Win juga mengatakan, berdasarkan catatan yang dilakukan BPS sektor yang berdampak langsung akibat kenaikan harga BBM sejauh ini baru pada sektor yang berhubungan langsung dengan BBM.

"Untuk yang baru terdampak secara langsung di bulan September kemarin, komiditi yang berhubungan langsung dengan BBM," sampainya.

Ia berharap, kedepan kondisi ini tidak akan lagi berdampak pada sektor-sektor lain. Terlebih saat ini Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi dampak disektor lain.

"Kita berharap tidak ada lagi dampak-dampak lanjutan, seperti kalau harga transportasi naik harga kebutuhan komiditi lain juga ikut naik. Pemerintah pun sudah mengantisipasi dengan subsidi untuk beberapa angkutan komoditi strategis," tutup Win. (mb)

Editor: Herlina

RELATED NEWS