Krisis Pasokan, Indonesia Masih Getol Ekspor Pupuk

Herlina - Sabtu, 14 Januari 2023 11:41 WIB
Ilustrasi (freepik.com)

JAKARTA,LyfeBengkulu.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dunia waspada terhadap ancaman krisis pupuk. Hal itu disampaikan saat membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu. Menurut Jokowi, jika krisis pupuk terjadi akan membuat ketersediaan pangan dunia memburuk, gagal panen, dan puluhan negara berkembang di dunia mengalami krisis pangan yang serius.

"Masalah pupuk jangan disepelekan jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk tercukupi dan harga yang terjangkau maka tahun 2023 akan jadi tahun yang lebih suram," ujar Jokowi, Selasa, 15 November 2022 lalu.

Melansir dari laman BUMN, PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat total produksi sebesar 18,8 juta ton (unaudited) selama 2022. Angka ini terdiri dari produk pupuk dan non pupuk dengan capaian masing-masing 11.7 juta ton pupuk dan 7 juta ton non pupuk.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman merinci bahwa, total produksi pupuk terdiri dari urea sebesar 7.400 ton dan NPK sebesar 3,3 juta ton, SP-36 sebesar 172.878 ton, ZA sebesar 718.270 ton, ZK sebesar 13.192 ton. Lalu, produksi non pupuk terdiri dari amoniak sebesar 5.9 juta ton, asam sulfat sebesar 889.042 ton, asam fosfat sebesar 222.388 ton, AlF3 sebesar 9.323 ton.

Dari produksi di atas, nyatanya tak melunturkan niat Indonesia untuk terus melakukan ekspor pupuk. Sebab, eskpor dinilai lebih menguntungkan daripada menjual di dalam negeri, apalagi menyediakan pupuk subsidi bagi petani.

Berdasarkan data Pupuk Indonesia dilansir pada 13 Januari 2023, sebaran pasar geografis sebagai negara tujuan ekspor yang dilakukan Pupuk Indonesia meliputi India, Filipina, Autralia, China, Vietnam, Thailand, Meksiko, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, serta beberapa negara lainnya.

Pada produk urea, India menjadi negara utama tujuan ekspor pupuk dengan total 825.596 ton, produk ZK juga didominasi oleh negara India dengan 5.342 ton. Produk ALF3 diekspor ke Jepang 18 ton, dan ekspor ke China sebanyak 228.364 ton produk amoniak.

Berdasarkan pendapatan konsolidasian perusahaan, produk yang dipasarkan pada 2021 di pasar domestik mencapai 68,08% sedangkan produk ekspor sebesar 31,92% dari total pendapatan konsolidasian Perusahaan.

Jika dirinci berdasarkan komposisi persebaran ekspor, pada 2020 perseroan mengekspor sebanyak 26,38%. Sementara untuk kebutuhan domestik, Pupuk Indonesia mencatatkan penurunan sebaran 68,08% pada 2021, dan sebelumnya pada 2020 menyentuh 73,62%. (ta)

Tags Pasokan PupukBagikan

RELATED NEWS