Mengejutkan! Ini Negara yang Kasus Penipuannya Tinggi
JAKARTA – Penipuan adalah tindakan manipulasi yang dirancang untuk memperoleh keuntungan pribadi atau merugikan pihak lain. Praktik ini mencakup berbagai jenis, mulai dari penipuan sederhana hingga skema kompleks yang dapat mengancam stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
Menurut Sanction Scanner, penipuan berpusat pada pelanggaran kepercayaan dan penggunaan informasi secara manipulatif untuk keuntungan yang tidak sah. Tindakan ini merupakan pelanggaran serius yang tidak hanya merugikan individu tetapi juga merusak reputasi institusi dan mengurangi tingkat kepercayaan publik.
Penipuan muncul dalam berbagai bentuk, beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkan kerentanannya. Entah itu melalui pemalsuan dokumen, penggunaan identitas palsu, atau memanfaatkan celah digital, tujuan utama penipuan tetap sama yaitu meraih keuntungan yang tidak sah, baik dalam bentuk finansial maupun lainnya.
- 5 Fakta Mengejutkan di Balik Pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak
- Menguak Potensi dan Tantangan Penerapan Energi Nuklir di Indonesia
- Jelang Natal, Yuk Cek Daftar Kereta dengan Tiket Bersubsidi!
Negara dengan Tingkat Penipuan Tertinggi di Dunia
Dilansir dari Siccura, berikut negara dengan tingkat penipuan tertinggi:
Nigeria
Nigeria menduduki peringkat teratas sebagai negara dengan tingkat penipuan tertinggi di dunia. Kejahatan yang paling sering terjadi di negara ini adalah pencurian kartu kredit, diikuti oleh penipuan dalam penjualan emas, kencan daring, penipuan kepercayaan, pemalsuan dokumen, transfer warisan palsu, situs web palsu, kontrak palsu, penculikan, perampokan, dan penipuan pekerjaan.
Beberapa pelaku penipuan juga menggunakan satu metode tertentu untuk menipu korbannya. Baik melalui email maupun pesan media sosial, sering kali ditemukan laporan mengenai cerita palsu yang mengakibatkan kerugian finansial besar.
India
Hampir mustahil untuk mengunjungi India tanpa menghadapi penipuan atau seseorang yang berusaha menipu Anda. Penipuan bisa berasal dari pengemudi taksi yang menawarkan menawar ke hotel yang lebih mahal, atau mengimpor batu rubi bebas bea.
Kasus penipuan online di India juga semakin marak. Penipuan yang terjadi meliputi pekerjaan dari rumah daring, penipuan ulasan, hingga penipuan melalui YouTube, dan masih banyak lagi.
China
Orang China sering dianggap sebagai salah satu orang terpintar di dunia, termasuk dalam hal penipuan internet. Penipu di China menggunakan berbagai cara untuk menipu korban mereka, dan salah satu yang paling terkenal adalah penipuan terkait masuk perguruan tinggi.
Dalam penipuan ini, pelaku biasanya meyakinkan orang tua siswa bahwa anak mereka masih bisa diterima di perguruan tinggi meskipun memiliki nilai yang buruk. Selain itu, mereka juga menyebarkan virus trojan untuk mencuri kata sandi atau gambar yang dapat digunakan untuk memeras korban.
Pakistan
Pakistan juga merupakan negara yang sering terjadi penipuan. Penipu biasanya menyamar sebagai personel militer di situs kencan daring atau media sosial, lalu menjalin hubungan dengan tujuan utama untuk mencuri gambar korban yang akan digunakan dalam penipuan lainnya.
Selain itu, ada juga penipu yang berpura-pura menjadi tentara untuk membujuk korban agar memberikan uang. Kasus lain yang terjadi adalah penanaman virus pada komputer korban.
Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara terindah di dunia, tetapi juga memiliki reputasi buruk akan banyaknya penipu. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat sebanyak 1.730 konten penipuan daring dari Agustus 2018 hingga 16 Februari 2023, selama lima tahun tersebut. Penipuan online ini bahkan menyebabkan kerugian bagi para korban yang mencapai Rp18 triliun.
Dilansir dari indonesiabaik.id, berdasarkan studi CfDS UGM yang melibatkan 1.700 responden di 34 provinsi, sekitar 66,6% di antaranya pernah menjadi korban penipuan daring. Dalam penelitian tersebut, terdapat lima jenis penipuan yang paling sering dialami oleh responden, seperti penipuan berkedok hadiah, mengirim tautan dan lainnya.
Untuk modus mengirim tautan, modus penipuan ini sering kali menyalahgunakan nama berbagai platform transaksi digital, termasuk dompet digital Indonesia, DANA. Penipuan dengan menggunakan link palsu untuk pemulihan akun DANA cukup banyak beredar di dunia maya.
- Triliunan Rupiah Raib ke Judol, Ini 4 Jurus Pemerintah untuk Menumpasnya
- Cara Memulai Usaha Warmindo dengan Modal Rp6 Juta
- Permohonan PK Alex Denni Dinilai Mampu Dorong Isu Pentingnya Reformasi Peradilan
Biasanya, modus ini akan mengarahkan korban untuk mengklik link pemulihan akun DANA palsu yang dapat menyebabkan pencurian data pribadi.
Meskipun Indonesia merupakan negara termurah dan terdekat untuk dikunjungi dari India atau Asia, namun Indonesia bukanlah tujuan yang aman untuk membayar tagihan secara daring, karena Indonesia merupakan satu dari sepuluh negara dengan tingkat penipuan tertinggi di dunia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 23 Nov 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 05 Des 2024