Ramai Bullying Remaja, Lakukan 5 Langkah Berikut

Herlina - Sabtu, 14 Januari 2023 09:41 WIB
Ilustrasi (freepik.com)

JAKARTA,LyfeBengkulu.com- Media sosial Twitter sedang digemparkan oleh adanya kasus bullying yang dilakukan remaja. Tak hanya satu kasus, namun dua kasus langsung trending di saat yang bersamaan.

Kasus pertama adalah adanya bullying yang dilakukan terhadap anak perempuan SMP yang dilakukan oleh teman sebayanya dan kasus kedua adalah pembunuhan yang dilakukan dua orang remaja berusia 17 tahun dan 14 tahun terhadap remaja lain yang berusia 10 tahun untuk diambil ginjalnya dan dijual.

Membaca berita seperti ini tentu membuat Anda sebagai orang tua menjadi was-was. Khawatir anak juga dibully di lingkungan pertemanannya kenali cara-cara antisipasi agar anak tidak dibully.

Ada tiga jenis bullying yaitu fisik seperti mencubit, menendang, menampar. Verbal seperti bodyshaming, mengejek, mencela hingga bullying psikologis seperti tidak melibatkan anak dalam suatu kegiatan dan percakapan.

Bagaimana mengetahui anak menjadi korban bullying ?

Steven Pastyrnak seorang psikolog di Helen DeVos Children's Hospital in Grand Rapids, Michigan dilansir dalam laman website parent.com mengatakan bahwa ada gejala-gejala yang dapat kita waspadai dari adanya bullying terhadap anak seperti sakit di bagian tubuh, rasa takut dan khawatir yang berlebihan, dan anak yang enggan berangkat ke sekolah.

Karena bentuk pertahanan diri yang paling mudah dilakukan oleh anak adalah menarik diri dari hal yang membuatnya stres dan ketakutan. Selanjutnya cobalah untuk berbincang dengan anak tanyakan dengan sabar apa yang sebenarnya terjadi, tidak perlu bereaksi berlebihan karena anak tidak membutuhkan itu. Anak hanya perlu merasa didengar dan dipahami.

Setelah Anda yakin jika anak Anda adalah korban bullying segera lakukan tindakan ini

1. Buatkan daftar respons
Anda dapat membantu membuatkan anak Anda daftar respons yang dapat dilakukan anak Anda jika ada yang menganggunya seperti "Itu tidak baik", "tinggalkan aku sendirian", "pergi" atau berkata "Okay, terserah" lalu pergi begitu saja.

2. Role Play dengan Skenario "Bagaimana jika ?"
Latihlah anak Anda menghadapi situasi yang tidak mengenakkan dengan skenario "Bagaimana jika ?". Bersikaplah seolah-olah Anda pelaku bully dan anak Anda adalah pihak yang dibully, amati dan evaluasi setiap respon yang dilontarkan anak Anda. Pastikan anak memiliki kepercayaan diri yang bagus dan berbicara dengan nada yang tegas.

3. Jadilah Sahabat untuk Anak Anda
Prosesnya mungkin tidak mudah dan lama, tapi tetaplah di samping anak Anda dan tunjukkan bahwa Anda mensupportnya. Berbincanglah dan sering-sering berdiskusi dengaan anak Anda. Pastikan anak Anda tidak mengalami kesulitan untuk mencurahkan setiap perasaannya kepada Anda.

4. Terus Bangun Kepercayaan Diri Anak Anda
Semakin anak Anda percaya diri, semakin rendah efek bully terhadap self-esteemnya. Dukung ia melakukan hobinya, mengikuti ekstrakulikuler, dan libatkan anak Anda di acara sosial yang dapat membuat anak mengeluarkan potensi terbaiknya. Katakan bahwa setiap anak itu berbeda dan Anda mencintai anak Anda dengan segala keunikannya.

5. Pujilah Progressnya
Ketika anak menyampaikan progressnya, pujilah dan katakan betapa Anda sangat bangga padanga. Semakin anak Anda menunjukkan bahwa ia tidak merasa terganggu ketika dibully, semakin enggan pelaku bully akan melakukan bully terhadap anak Anda.

Editor: Herlina

RELATED NEWS