Truk Peti Kemas Mogok, Ancam Kelancaran Tol Laut

Herlina - Rabu, 28 September 2022 23:46 WIB
Tidak mendapatkan distribusi bahan bakar solar bersubsidi, truk peti kemas pengangkut logistik pangan di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mengancam mogok. (foto : Ist/lyfebengkulu)

BENGKULU,LyfeBengkulu.com- Puluhan truk peti kemas pengangkut logistik pangan di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mengancam mogok pasca tidak mendapat distribusi bahan bakar minyak solar bersubsidi, Rabu (28/09). Akibatnya, keberadaan akan distribusi pangan dari logistik tol laut ke daerah pun terancam tidak tersalur.

"Mogok pak, dikarenakan tidak bisa mengisi Bio Solar di SPBU. Sementara, barang-barang yang ada di Kontainer ini adalah barang-barang pokok, seperti tepung, sabun, makanan, minyak goreng, sampai barang materialpun ada disini," kata Kepala Operasional PT CML, Roli Anggara.

Roli mengungkap kebutuhan akan solar ini sangat besar dampaknya terhadap aktivitas pengangkut kontainer ini. Lanjutnya, pihaknya tidak diperbolehkan lagi mengisi bionsolar sejak sebelum lebaran beberapa waktu lalu.

"Kurang lebih enam bulan kami tidak bisa mengisi Bio Solar di SPBU lagi," katanya.

Upaya tawar menawar kebijakan ini pun sempat dilakukan kepada instansi terkait berupa surat secara tertulis, maupun secara lisan.

"Kita pertemuan sudah beberapa kali, dan itu kita sudah kirimkan ke Dishub, ESDM, Polres. Semuanya kita kirim, bahkan ke Gubernur sudah," terangnya.

Pihaknya mengaku keberatan jika harus menggunakan Dexslite sebagai bahan bakar operasional sebab tak sebanding dengan upah yang didapat

"Kita sudah mencoba untuk mengajukan ke kostumer untuk tetap dapat mengisi pertalite, tapi kostumer tidak menyetujui. Jadi sampai saat ini mobil kita mogok, karena biaya operasional membengkak" ketusnya.

Alhasil, hal itu membuat tol laut pun menjadi berhenti beroperasi lantaran keberadaan peti kemas yang sudah ada sebelumnya tidak kunjung diangkut.

Padahal keberadaan tol laut sebagai prioritas pemerintah dalam mempercepat aksesibilitas angkutan dan menekan biaya distribusi sebagai pemerataan kebutuhan daerah.

"Namun sampai saat ini di pelabuhan terhenti, tidak bisa kita tarik, karena kita tidak ada minyak. Tidak ada SPBU yang mau menerima kita untuk mengisi Bio Solar," keluhnya.

Roli pun berharap agar pemerintah memberikan solusi untuk dapat kembali mengisi bio solar di SPBU atau jika tidak maka para sopir peti kemas ini meminta penambahan biaya operasional.

"Seharusnya di bagian logistik pangan seperti ini tidak ada pembatasan jumlah sumbu BBM. Bagaimana kita mau mendukung majunya perekonomian di Bengkulu ini jika kondisinya terus seperti ini," ketusnya. (mb)

Editor: Herlina

RELATED NEWS