PGN Ungkap Strategi Bisnis Gas Bumi Ramah Lingkungan, Dukung Target NZE 2060

Herlina - Selasa, 29 Juli 2025 14:30 WIB
Direktur Manajemen Risiko PGN, Arief Kurnia Risdianto, memaparkan strategi bisnis gas bumi berkelanjutan di hadapan generasi muda dalam acara Young On Top National Conference (YOTNC) ke-15, yang digelar di Balai Kartini, Jakarta (29/7/2025). Arief menekankan pentingnya sistem manajemen risiko, teknologi ramah lingkungan, dan kompetensi SDM dalam mewujudkan operasional energi yang aman dan berkelanjutan. (foto: istimewa)

JAKARTA, LyfeBengkulu.com- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), bagian dari Subholding Gas Pertamina, memaparkan strategi pengelolaan bisnis gas bumi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen PGN dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.

Ada tiga elemen kunci dalam pengelolaan bisnis gas bumi berwawasan lingkungan ala PGN: sistem manajemen risiko, penggunaan peralatan yang ramah lingkungan, dan penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM).

“Operasional PGN, termasuk yang berlokasi di lepas pantai dan jaringan pipa transmisi yang melintasi laut, harus berjalan berdampingan dengan lingkungan. Maka dari itu, pengelolaan dari hulu hingga hilir harus memperhatikan keberlanjutan,” ungkap Arief Kurnia Risdianto, Direktur Manajemen Risiko PGN, dalam Young On Top National Conference (YOTNC) ke-15 di Jakarta.

Manajemen Risiko dan ESG Jadi Pilar Bisnis Gas Bumi PGN

PGN menerapkan sistem manajemen risiko terintegrasi untuk mengidentifikasi dan memitigasi potensi bahaya dalam pembangunan maupun pengoperasian infrastruktur gas bumi, termasuk proyek-proyek lepas pantai seperti pipa SSWJ, KJG, dan TGI.

Risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) telah dimasukkan dalam kerangka manajemen risiko perusahaan. Hasilnya, PGN berhasil mencatat skor ESG Risk Rating sebesar 20,2, menempati peringkat pertama global di antara perusahaan infrastruktur gas dengan kapitalisasi pasar USD 2,0–2,8 miliar.

Para pembicara Young On Top National Conference (YOTNC) ke-15 berbagi inspirasi soal keberlanjutan dan peran generasi muda dalam transformasi industri. Salah satu panelis, Direktur Manajemen Risiko PGN Arief Kurnia Risdianto (kedua dari kiri), menekankan peran gas bumi dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission 2060.

Teknologi dan SDM Jadi Tulang Punggung Operasional Hijau

PGN memilih peralatan berstandar tinggi dan ramah lingkungan, serta melakukan perawatan rutin untuk memastikan keandalan operasional tanpa membahayakan lingkungan. Seiring kemajuan teknologi, PGN juga mengadopsi solusi yang mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi.

Di sisi SDM, PGN meningkatkan kompetensi karyawan melalui berbagai pelatihan yang menekankan pada energi bersih, teknologi digital, dan keselamatan kerja. Sepanjang 2024, rata-rata jam pelatihan meningkat 72% menjadi 69 jam per karyawan, mencerminkan keseriusan perusahaan dalam membangun budaya kerja yang aman dan berkelanjutan.

“Kesehatan, keamanan, dan lingkungan adalah satu kesatuan. SDM kami dibekali untuk selalu menjunjung aspek tersebut dalam setiap aktivitas operasional,” jelas Arief.

Gas Bumi: Energi Fosil Paling Ramah Lingkungan

Gas bumi yang menjadi komoditas utama PGN memiliki intensitas emisi karbon yang lebih rendah dibanding energi fosil lain. Emisi gas bumi berkisar antara 450–550 gram CO₂/kWh, jauh lebih rendah dibanding minyak bumi (700–900 gr CO₂/kWh) dan batu bara (600–1.100 gr CO₂/kWh).

PGN mencatatkan 44,47 juta jam kerja aman dan mempertahankan sertifikasi ISO 14001 (lingkungan) dan ISO 45001 (keselamatan kerja). Dengan kombinasi efisiensi operasional, teknologi rendah karbon, dan SDM kompeten, PGN terus memperkuat peran sebagai katalis transisi energi di Indonesia.(**)

Editor: Herlina
Bagikan

RELATED NEWS