Diangka 6,03 Persen, Inflasi Bengkulu Masih Terkendali
BENGKULU, LyfeBengkulu.com- Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan inflasi sebesar 6,03 persen di daerah masih terkendali di tengah ancaman krisis pangan dunia. Apalagi trend tersebut dibarengi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik pada triwulan kedua tahun ini.
"Kita harus waspada menyikapi ancaman krisis pangan dunia. Namun bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu, Inflasi Bengkulu masih bisa dikendalikan," jelas Gubernur Rohidin usai ikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2022 dengan tema ''Sinergi Untuk Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan Nasional'' via Virtual Meeting, di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Kamis (18/08).
Gubernur Bengkulu meminta agar seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam TPID daerah dapat mengendalikan nilai inflasi. Hal itu demi mengatasi tingginya harga pangan yang akan berdampak pada trend daya beli masyarakat.
Di lain pihak, permasalahan ekonomi Bengkulu seperti masih tingginya harga cabai, harga tiket pesawat dan ketersediaan BBM juga menjadi perhatian TPID Provinsi Bengkulu dan terus dikoordinasikan dengan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP).
"Jelas sangat menggangu dengan kondisi kestabilan harga di daerah. Ini kita sampaikan dan koordinasikan dengan pusat," tutupnya.
- Bank Indonesia Luncurkan Uang Rupiah Kertas Emisi Baru
- Investasi Syariah Memudahkan Miliki Tanah
- Dukung UMKM Naik Kelas, BRI Ingin Kopi Indonesia Rajai Pasar Mancanegara
Gubernur juga meminta para bupati dan walikota untuk bekerja ekstra menghadapi ancaman krisis pangan dunia tersebut. Salah satu langkah efektifnya adalah dengan program ketahanan pangan yang selama ini diberlakukan daerah.
"Saya tegaskan bupati, walikota betul-betul mau bekerjasama dengan TPID di daerah dan TPIP di pusat," tegas Rohidin.
Lanjut Rohidin, mendorong agar bupati dan walikota mulai fokus melihat permasalahan ekonomi makro dan mikro, serta memperhatikan detail kondisi ekonomi melalui data dan angka statistik.
"Kepala daerah harus tau produk pangan apa yang harganya naik, yang menyebabkan inflasi, dan cek betul daerah mana yang stok pangan melimpah, sehingga bisa mengendalikan stok pangan di daerah lain yang stok pangannya sedikit," lanjutnya.
Terlebih saat ini terdapat 5 provinsi dengan inflasi tertinggi, yaitu terjadi di Provinsi Jambi pada angka 8,55 persen, disusul Sumbar pada angka 8,01 persen, Bangka Belitung 7,77 persen, Riau 7,04 persen dan Provinsi Aceh pada angka 6,97 persen.
- Harga TBS Pengaruhi Angka Pariwisata di Bengkulu
- Harga Referensi CPO Naik Hingga Akhir Agustus
- Dewan Usul Cangkang Sawit Jadi Nilai Tambah Kenaikan TBS di Bengkulu
"Kesiapan kita menghadapi krisis pangan harus benar-benar nyata dan tak boleh lengah. Lakukan langkah kebijakan pengendalian inflasi dengan mulai fokus pada pengendalian harga bahan pangan dan mendorong program ketahanan pangan di daerah tetap berjalan," demikian Gubernur.