Rekomendasi Durasi Waktu Tidur yang Disesuaikan dengan Umur

Redaksi Daerah - Jumat, 12 Januari 2024 11:45 WIB
Rekomendasi Durasi Tidur untuk Setiap Umur

JAKARTA - Tidur memiliki peran penting bagi tubuh, sehingga tidak pantas untuk disepelekan. Tidur sendiri sangat dibutuhkan untuk perbaikan dan fungsi tubuh, termasuk membersihkan limbah dan melepaskan hormon. Aktivitas tersebut bahkan menjadi kunci untuk kesehatan secara menyeluruh karena selama tidur terjadi proses biologis penting.

Beberapa proses penting tersebut seperti penyimpanan informasi otak, penghilangan limbah beracun, komunikasi dan reorganisasi sel saraf yang mendukung fungsi otak yang sehat, serta perbaikan sel. Tanpa proses tidur, tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga setiap manusia perlu untuk tidur.

Selama ini, masyarakat percaya tidur terbaik adalah tidur yang memiliki durasi selama 8 jam. Namun, ternyata waktu tidur untuk setiap umur berbeda-beda.

Rekomendasi Durasi Tidur untuk Setiap Umur

Melansir dari Healthline, berikut adalah rekomendasi durasi tidur terbaik untuk setiap umur.

  • lahir hingga 3 bulan : 14 hingga 17 jam
  • 4 hingga 12 bulan : 12 hingga 16 jam per 24 jam, termasuk tidur siang
  • 1 hingga 2 tahun : 11 hingga 14 jam per 24 jam, termasuk tidur siang
  • 3 hingga 5 tahun : 10 hingga 13 jam per 24 jam, termasuk tidur siang
  • 6 hingga 12 tahun : 9 hingga 12 jam
  • 13 hingga 18 tahun : 8 hingga 10 jam
  • 18 hingga 60 tahun : 7 jam atau lebih
  • 61 hingga 64 tahun : 7 hingga 9 jam
  • 65 tahun ke atas : 7 hingga 8 jam

Kurangnya durasi tidur dapat mengganggu fungsi tubuh dan terkait dengan sejumlah masalah kesehatan kronis yang mempengaruhi jantung, ginjal, darah, otak, dan kesehatan mental.

Selain itu dapat juga meningkatkan risiko cedera baik pada orang dewasa maupun anak-anak, yang dapat menyebabkan kecelakaan dan kematian, terutama akibat kelelahan pengemudi.

Pada orang lanjut usia, kurang tidur juga berhubungan dengan peningkatan risiko jatuh dan patah tulang.

Dampak kurang tidur juga dapat menyebabkan perubahan mood, kecemasan, depresi, penurunan daya ingat, fokus yang berkurang, fungsi motorik yang menurun, kelelahan, penurunan kekebalan tubuh, penambahan berat badan, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung, dengan akhirnya meningkatkan risiko kematian prematur.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 06 Jan 2024

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 12 Jan 2024

Editor: Redaksi Daerah

RELATED NEWS